Catatan Sepakbola: Selamat Malam Pak Erick Thohir, Terlalu Besar Asa terhadap Pemain Naturalisasi

Erick Thohir
Erick Thohir

Protes pecinta sepak bola Indonesia atas penghentian kontrak dengan Shin Tae-yong sebenarnya merupakan isyarat bahwa pelatih asal Korea Selatan tersebut sudah bisa menjiwai para pemain yang dilatihnya meskipun harus menggunakan penerjemah.

Masyarakat sepak bola Indonesia melihat ada tanda-tanda baik dialami tim nasional Indonesia di bawah STy. Sambutan penggemar sepak bola Indonesia saat STy meninggalkan Indonesia yang begitu besar menunjukkan bahwa pelatih yang pernah membawa Tim Garuda mengalahkan tim nasional negaranya itu, sangat layak menukangi tim nasional. Sayang, pecinta tim nasional harus kecewa karena Erick Thohir memutuskan menggaet Patrick Kluivert.

Ketika membaca komentar Patrick Kluivert yang menyebutkan, dia tidak bisa merombak begitu saja tim yang sudah diracik Sty, ini tanda-tanda bahwa pelatih asal Belanda itu sudah membuang bendera putih. Tim yang dikemas STy masih banyak didukung oleh pemain Indonesia dari Liga 1. Beberapa di antara yang pernah dipasang STy, Asnawi Mangku Alam, Pratama Arhan, Jacob Sayuri, tidak masuk dalam tim Patrick Kluivert.

BACA JUGA:  Disdik Sosialisasikan Pra Pendaftaran SPMB 2025

Dengan hasil ini, mungkin Erick Thohir masih menyimpan alasan bahwa para pemain belum padu. Baru tampil bareng bersama. Kita tinggal menyisakan tiga pertandingan penentu. Bisakah harapan Presiden Prabowo Subianto yang ingin melihat Indonesia tampil di Piala Dunia dengan melihat hasil melawan Australia ini? Sayang, harapan Presiden ini terlambat setelah PSSI menghentikan STy sebagai pelatih tim nasional. Ada warganet yang berbunyi di media social, kekalahan Indonesia ini merupakan ‘kutukan’ atas pemecatan STy. Saya tidak mau ikut berkomentar seperti itu. Tetapi yang pasti, saya perkirakan, STy ikut bersedih dan prihatin, tim yang pernah diraciknya mengalami kekalahan setelah dia tinggalkan Indonesia (*).