Catatan lahirnya gol ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi Kluivert dan tim pelatih lainnya menghadapi pertandingan melawan Bahrain. Bahrain hanya takluk 2-0 atas Jepang dalam pertandingan di Tokyo Kamis (20/3/2025) malam. Sementara Indonesia takluk 0-4 ketika menjamu Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno 15 November 2024. Bahrain tidak menghadapi tim Indonesia dengan materi pemain yang dulu. Dia akan menghadapi tim berintikan pemain yang masih mencari kepaduan dalam melawan mereka.
Setidak-tidaknya video pertandingan melawan Australia akan menjadi bahan pelajaran berharga bagi tim asal Asia Barat ini.
Banyak catatan yang perlu kita sampaikan kepada Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI. Mengganti pelatih dengan sisa empat pertandingan krusial adalah langkah yang sebenarnya harus dipikirkan matang-matang. Shin Tae-yong (STy) yang sudah dikontrak hingga 2027, malah dipotong di tengah jalan dengan menggaet mantan pemain tim nasional Belanda Patrick Kluivert untuk menukangi tim nasional yang didominasi pemain naturalisasi.
Hasil melawan Australia ini benar-benar pahit buat tim Garuda. Pasalnya, ketika menjamu tim ini di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SU GBK) kita mampu menahannya tanpa gol. Kalau pun mungkin di Sydney dengan tim besutan Shin Tae-yong mungkin kekalahannya tidak sebesar ini.
Masalahnya, meskipun Indonesia 60% mampu menguasai jalannya pertandingan, tetapi itu bola hanya bergulir di daerah sendiri. Ketika pemain Indonesia melempar bola jauh melalui umpan-umpan lambung dan panjang, pemain Indonesia tidak bisa mengalahkan pemain Australia yang jangkung membentengi daerahnya dari serangan lawan.
Yang sangat ironis, Patrick Kluivert belum pernah menguji coba tim yang dominan pemain naturalisasi ini dalam pertandingan uji coba sekadar untuk melatih kekompakan dan kerja sama tim. Para pemain yang datang dari berbagai penjuru negara, tempat mereka memperkuat klubnya masing-masing, bertemu dua hari menjelang laga. Kita terlalu percaya bahwa pemain-pemain klub Eropa yang bergabung dengan timnas tidak terlalu sulit beradaptasi jika tampil sebagai satu tim nasional.
Adegium itu mungkin berlaku bagi tim-tim nasional negara lain yang sudah terbiasa tampil bersama, tetapi bagi tim Garuda, pertemuan para pemain naturalisasi ini untuk pertama kali. Kita terlalu besar mengandalkan keterampilan dan kemampuan individu para pemain naturalisasi. Ini permainan bola yang membutuhkan kerja sama tim yang apik dan serasi. Juga mengandalkan dan percaya Patrick Kluivert bisa berkomunikasi dengan para pemain naturalisasi itu karena kebanyakan dari klub daratan Eropa. Komunikasi hanya bisa berjalan jika menjelang pertandingan dengan pemain, Tetapi setelah di lapangan para pemainlah yang harus saling berkomunikasi. Bagaimana menciptakan komunikasi antarpemain jika mereka baru bertemu dua hari dan dalam bentuk latihan penyegaran badan dan ringan setelah menempuh penerbangan jauh.