Awal Tahun 2025, Prodi PGMI FTK UIN Alauddin Makassar Gelar Bincang Sastra dan Pentas Mahasiswa PGMI 23

Dikatakan, sastra anak ini punya banyak manfaat untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan. Sehingga, dia menyarankan, sastra anak bukan cuma perlu diberikan sebagai pembelajaran di sekolah tapi perlu pula dibaca oleh orangtua. Hanya saja ditekankan agar orangtua perlu punya kemampuan story telling saat bercerita kepada anaknya.

Sementara itu, Asrianti, S.Pd, M.Pd, dosen Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah, mengatakan guru perlu punya strategi dan metode pembelajaran yang kreatif ketika mengajarkan sastra kepada murid-muridnya.

Asrianti yang juga Ketua Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (APPBIPA) Cabang Sulawesi Tengah itu kemudian membagikan pengalamannya mengajarkan sastra dan bahasa Indonesia kepada orang asing di luar negeri, antara lain di Laos, Rusia, dan Afrika Selatan.

Disampaikan bahwa dia tak hanya mengajarkan bahasa tapi juga pakai pendekatan budaya. Asrianti, yang asal Sulawesi Selatan itu, antara lain menggunakan puisi dan pantun. Juga praktik membuat barongko, saat mengajarkan bahasa Indonesia.

BACA JUGA:  Kebakaran di Tumpiling, Damkar Polman Tiba 5 Menit!

“Kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia ini dilakukan di KBRI atau KJRI setempat,” cerita dosen yang orangtuanya asal Galesong Utara, Kabupaten Takalar itu.

Rusdin Tompo, pegiat literasi dan pemerhati isu-isu anak mengemukakan bahwa nenek moyang orang Sulawesi Selatan kaya dengan literasi dan sastra. Salah satu buktinya, adalah epos La Galigo yang sudah diakui badan PBB Unesco.

Koordinator SATUPENA Sulawesi Selatan itu lalu mengambil contoh salah satu cerita yang ada di La Galigo, yakni Meong Palo Karellae. Disampaikan bahwa cerita ini bukan hanya menggambarkan tentang kucing belang tiga yang merupakan pengawal setia Sangiang Seri (Dewi Padi) tapi semangat orang Sulawesi Selatan menjadikan daerah ini sebagai lumbung pangan.

“Saya tak hanya menjadikan sastra sebagai bahan bacaan, dan media bagi anak mengekspresikan dirinya, tapi juga untuk membangun kesadaran kritis mereka,” terang Rusdin Tompo yang dikenal sebagai pegiat Sekolah Ramah Anak itu.

Zulhijjah, demisioner Kepala Suku Bengkel Sastra Dema JBSI FBS UNM periode 2022-2023, sastra itu komplet karena semua nilai ada di sastra baik moral, nilai religius, aspek budaya, sejarah dan lain-lain. Dikatakan bahwa membaca karya sastra akan mengantar kita memasuki jendela dunia.

BACA JUGA:  Nantikan! KKG MKKS SLB Wilayah 1 Sulsel akan Gelar Ajang Talenta

“Membaca sastra itu bisa membawa kita ke mana-mana,” kata Zulhijjah.

Kegiatan Bincang Sastra dan Pentas Mahasiswa PGMI 23 ini menampilkan beragam pertunjukan, mulai dari Tari Padupa, Tari Pakarena, dan Tari Kontemporer. Juga ada dongeng dan pembacaan puisi oleh anak-anak. Puncak acara ditampilkan pertunjukan teater yang menghibur tapi sarat dengan muatan pesan. (*)