“Kita berdiskusi untuk mengetahui kondisi terkini terkait mahasiswa Luwu Raya di Makassar. Kapolres dan Dandim telah berkomunikasi langsung dengan kepala daerah asal Luwu Raya untuk memahami situasi secara lebih menyeluruh,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya koordinasi lintas pihak untuk menjaga ketertiban. Segala hal yang menyangkut keamanan di Kota Makassar akan terus dikoordinasikan.
“Tentu solusi sebagai jalan terbaik, memastikan semua hal terselesaikan tanpa merugikan mahasiswa. Masing-masing daerah perlu menjaga lingkungannya, karena sering kali persoalan kecil bisa melebar jika tidak segera diselesaikan,” tambahnya.
Pada kesempatan ini, Appi mengingatkan agar tidak ada pihak yang memanfaatkan insiden ini untuk memicu provokasi. Pemerintah Kota Makassar, akan terus berupaya memastikan tidak ada isu yang berkembang menjadi pemicu baru.
“Dengan komunikasi terbuka seperti ini, setiap potensi gesekan dapat ditangani lebih cepat,” tegasnya.
Sedangkan, dalam pernyataan resminya. Bupati Luwu Utara, Andi Abdullah Rahim, yang turut hadir menegaskan bahwa sejumlah informasi yang beredar di media sosial terkait sweeping kendaraan berpelat DP adalah hoaks.
“Kabar tentang mahasiswa saling mengajak perang, adanya korban dibacok, hingga sweeping kendaraan berplat DP adalah tidak benar,” katanya.
“Itu hanya isu yang dimainkan sebagian oknum. Kami sudah memastikan bahwa informasi tersebut tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan,” tambah Andi Abdullah Rahim.
Menurutnya, hoaks tersebut sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua dan mahasiswa asal Luwu Raya di Makassar.
“Pesan-pesan itu masuk ke ponsel kami dan membuat kami cemas. Padahal, anak-anak kami tetap bisa beraktivitas dan berkuliah dengan baik di Makassar,” tuturnya.
Ia mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga situasi agar tetap aman. Bahakan, ajakan bahwa semua sepakat bahwa Kota Makassar harus tetap kondusif.
“Semua pihak harus menahan diri dan tidak terprovokasi,” demikian imbuh dia.
Sementara itu, Bupati Luwu, H. Patahudding, meminta seluruh pihak sepakat untuk meredam informasi yang tidak akurat dan mengajak masyarakat tetap tenang.
Ia menegaskan bahwa pemberitaan di media sosial telah menciptakan persepsi yang berlebihan.
“Terkait persoalan ini, framing di media sosial begitu luar biasa, khususnya di wilayah kami, Luwu Raya. Banyak mahasiswa asal Luwu yang kuliah di Makassar memilih pulang kampung karena merasa tertekan oleh isu-isu tersebut. Padahal, setelah dibahas bersama, sebagian besar informasi itu tidak benar,” ujarnya.