Wali Kota Munafri Paparkan Strategi Bangun Kota Kompetitif

Munafri

Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan seluruh elemen masyarakat dalam membangun kota.

“Atas nama Pemerintah Kota Makassar, saya mengucapkan terima kasih kepada Universitas Bosowa. Kami ingin terus membangun kolaborasi, karena pertumbuhan kota hanya bisa dicapai jika seluruh segmen bergerak bersama,” ajak Appi.

Pada kesempatan ini, Appi menegaskan pentingnya penataan ruang kota yang lebih terarah demi menjawab tantangan pertumbuhan Makassar sebagai kota terbesar di Indonesia Timur.

Ia menyebut, dengan jumlah penduduk sekitar 1,4 juta jiwa dan posisi strategis sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia, Makassar harus segera memiliki Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).

“Makassar ini salah satu kota besar yang belum punya pedoman detail tata ruang. Insya Allah tahun depan RDTR sudah bisa selesai, sehingga pembangunan berjalan dengan kaidah yang jelas,” ujar Munafri.

Menurutnya, keberadaan RDTR akan menjadi panduan penting bagi investor maupun masyarakat. Pembangunan hotel, pabrik, hingga gudang tidak lagi bisa dilakukan sembarangan.

“Kota ini harus tertata. Tidak boleh lagi ada pabrik di tengah kota. Semua harus sesuai zonasi,” tegasnya.

BACA JUGA:  Putri Dakka: Menginspirasi dengan Kebaikan dan Keterbukaan

Politisi Golkar itu menjelaskan, Makassar sejak lama dikenal sebagai kota perdagangan dan kini bertransformasi menjadi kota jasa. Hal itu menjadikan masyarakatnya heterogen dan kompleks.

Karena itu, tata kota yang baik dibutuhkan untuk mengurai persoalan sosial, mengantisipasi urbanisasi, sekaligus memaksimalkan pelayanan publik.

Lebih jauh, ia memaparkan strategi pemerintah kota untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi.

Mengingat Makassar tidak memiliki lahan pertanian atau tambang, maka sektor perdagangan, jasa, dan investasi menjadi kunci.

“Kalau investasi tumbuh, pendapatan per kapita naik, daya beli masyarakat meningkat, kesejahteraan juga tercapai,” katanya.

Selain tata ruang, Munafri menegaskan Makassar juga disiapkan sebagai kota transit sekaligus tujuan pendidikan, kesehatan, dan event berskala besar di Indonesia Timur.

Pemerintah kota menargetkan setiap bulan terselenggara satu event besar dengan minimal 10 ribu peserta. Untuk itu, disiapkan insentif Rp5 miliar per bulan guna mendukung penyelenggaraan kegiatan.

“Kita ingin hotel-hotel penuh, UMKM laku, pariwisata bergerak, dan ekonomi warga ikut terdongkrak. Inilah efek domino yang kita harapkan,” jelas Munafri.

BACA JUGA:  Camat Tamalate Jadi Mentor di Diklat Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan XII

Tak hanya mengandalkan pantai dan sunset, Pemkot Makassar juga mulai menggarap potensi wisata sungai dan event internasional.