NusantaraInsight, Makassar — Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar drg. Ita Isdiana Anwar bersama Tim Gabungan UPTD PPA dan Puspaga turun langsung melakukan home-visit kepada Bocah Bilqis korban kasus penculikan anak di Taman Pakui Sayang Makassar, Selasa (11/11/2025).
drg. Ita bersama Tim Gabungan UPTD PPA dan Puspaga diterima langsung oleh kedua orangtua Bilqis di kediamannya di Jalan Pelita 2 Makassar.
Bahkan bocah Bilqis, tampak asyik bermain dengan kepala DP3A Makassar serta tim pendamping lainnya.
Menurut Kepala DP3A, layanan home-visit ini didampingi Tim Psikolog melakukan sesi trauma healing untuk membantu anak korban penculikan agar dapat kembali merasa aman dan pulih secara emosional.
“Pendekatan ini dilakukan dengan penuh empati, menyesuaikan dengan kondisi dan kenyamanan anak, serta melibatkan keluarga sebagai sistem pendukung utama,” ujarnya.
“Harapannya, anak dapat perlahan bangkit dari trauma, menemukan rasa percaya diri, dan kembali menjalani kehidupan dengan lebih tenang,” tambah drg. Ita
“DPPPA Kota Makassar terus berkomitmen memberikan pendampingan menyeluruh bagi korban kekerasan, termasuk anak-anak yang mengalami peristiwa traumatis, secara gratis tanpa biaya sedikit pun,” pungkasnya.
Diketahui, Bilqis Ramadhani (4 tahun) yang hilang saat bermain di Taman Pakui Sayang, Makassar, dan terekam di CCTV dibawa oleh seorang perempuan bersama dua anak lain.
Setelah penyelidikan dan pencarian, Bilqis ditemukan selamat di Jambi setelah enam hari hilang, di mana dia sempat dijual beberapa kali oleh sindikat jual beli anak lintas provinsi yang menggunakan media sosial seperti Facebook dan WhatsApp berkedok adopsi untuk transaksi ilegal.
Empat tersangka telah ditangkap termasuk seorang perempuan berinisial SY (30) yang nekat menculik Bilqis dengan alasan faktor ekonomi dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Para pelaku dijerat dengan pasal berlapis Undang-Undang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Tindak Pidana Perdagangan Orang dengan ancaman hukuman seumur hidup hingga mati.Kasus ini mengungkap sindikat perdagangan anak yang beroperasi lintas provinsi, dan polisi masih mendalami keterlibatan grup-grup Facebook serta WhatsApp yang digunakan untuk bertransaksi anak secara ilegal.
Selain itu, masyarakat dan pihak kepolisian terus melakukan trauma healing dan pemulihan bagi Bilqis serta pendampingan kepada anak-anak yang terlibat dalam kasus ini.







br






