NusantaraInsight | Makassar – Kota Makassar, sebagai wilayah metropolitan di Indonesia Timur memiliki kerentanan terhadap bencana, mulai dari banjir, angin kencang, hingga potensi kebakaran.
Kondisi ini menuntut pemerintah kota untuk menghadirkan langkah mitigasi yang terencana dan respons cepat di lapangan.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan bahwa kesiapsiagaan bencana tidak boleh dianggap sebagai urusan sampingan, melainkan menjadi kebutuhan mendasar dalam melindungi keselamatan warga.
“Mitigasi bencana adalah tanggung jawab bersama, dan pemerintah kota harus hadir dengan langkah cepat serta strategi yang tepat,” ujarnya.
Komitmen tersebut ditegaskan Munafri saat menghadiri launching inovasi program SALAMA (Sahabat Anak Afirmasi Aman Bencana) yang digagas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar.
Kegiatan berlangsung di SMPN 19 Makassar, Selasa (30/9/2025), dan menjadi momentum penting untuk membangun budaya sadar bencana sejak usia dini.
Acara ini turut dihadiri Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, Ketua TP PKK Makassar Melinda Aksa, Kepala BPBD Makassar Muhammad Fadli, jajaran kepala dinas, serta para kepala sekolah.
Kehadiran berbagai pihak tersebut mencerminkan semangat kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat sistem mitigasi bencana di Makassar.
Munafri menegaskan pentingnya langkah mitigasi dan persiapan matang dalam menghadapi ancaman bencana, khususnya banjir yang kerap melanda wilayah kota.
Menurutnya, banjir di Makassar sudah menjadi langganan hampir setiap tahun, sehingga pemerintah bersama seluruh pihak terkait harus bekerja ekstra untuk mencari solusi.
“Minimal banjir tahun ini kita berusaha untuk mengurangi debit airnya, karena kita masih berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait untuk bagaimana mengintervensi persoalan banjir yang ada, khususnya di Blok 10 Antang,” kata Munafri.
Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kota Makassar berharap budaya sadar bencana dapat ditanamkan sejak dini, agar generasi muda memiliki kesiapsiagaan menghadapi berbagai kondisi darurat.
Politisi Golkar itu menambahkan, kondisi banjir kerap memicu kepanikan di masyarakat, terutama bagi anak-anak. Ia menilai, jika tidak ada pemahaman mengenai mitigasi atau cara penyelamatan diri, situasi tersebut bisa sangat berbahaya.
Oleh karena itu kata dia, ada mitigasi dari BPPD, karena mampu memberikan masukan yang sangat baik untuk melatih anak-anak ini bagaimana menghadapi bencana.
“Tidak hanya menyelamatkan diri sendiri, tetapi juga bisa menolong orang lain,” jelasnya.