News  

DKP Sulsel Terima Studi Tiru DKP Nunukan

NusantaraInsight, Makassar — Inovasi sektor maritim Sulawesi Selatan kembali mencuri perhatian nasional. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Selatan menerima kunjungan Studi Tiru dari DKP Kabupaten Nunukan dalam pertemuan bertema Pengelolaan Hulu Hilir Rumput Laut yang berlangsung di ruang rapat Lantai 2 DKP Sulsel, Kamis, (11/12/2025).

Kepala Bidang Budidaya dan Daya Saing Produk DKP Sulsel membuka kegiatan dengan pemaparan mengenai fondasi penguatan sektor hulu yang selama ini menjadi fokus utama. Ia menjelaskan berbagai program strategis yang telah dijalankan, mulai dari penyaluran bantuan bibit hingga pelampung kepada kabupaten/kota di Sulsel.

“Sektor hulu adalah kunci,” tegasnya. “Kami tidak hanya memberi bantuan fisik, tetapi juga membangun sinergi melalui kerja sama teknologi pengayaan untuk menjamin ketersediaan bibit rumput laut berkualitas unggul. Ini adalah langkah awal menuju hilirisasi yang sukses.”

Sementara itu, staf DKP Sulsel, Ratna Sari, dalam ulasannya membagikan perjalanan panjangnya sejak mengikuti TOT KKP pada 2012, hingga akhirnya mampu mengembangkan lebih dari 50 produk turunan rumput laut, mulai dari kosmetik, obat tradisional, hingga inovasi bernilai ekonomi tinggi lainnya.

BACA JUGA:  Reuni ke-3 Paguyuban Transmigrasi Sulselbar: Pesan untuk Presiden Prabowo

“Kami melihat rumput laut sebagai peluang besar untuk pemberdayaan dan peningkatan ekonomi, bukan sekadar komoditas mentah,” ujar Ratna.

Ratna juga mengungkapkan pencapaiannya dalam memperoleh Hak Paten untuk minyak herbal berbahan dasar rumput laut. Inovasi terbarunya, Minyak Faahirah, kini menarik minat buyer internasional.

Produk tersebut bahkan tengah dinegosiasikan dan ditawar oleh pihak Australia dengan nilai Rp 10 miliar—sebuah capaian yang menandai pengakuan global terhadap inovasi dari pesisir Sulawesi Selatan.

“Angka 10 miliar ini adalah validasi bahwa inovasi dari pesisir kita mampu bersaing dan diakui secara internasional. Kami berharap DKP Nunukan dapat membawa pulang semangat ini untuk menciptakan nilai tambah maksimal dari potensi rumput laut mereka,” tutup Ratna, disambut antusias peserta.

Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif serta foto bersama sebagai penanda suksesnya transfer ilmu antara dua daerah. Studi tiru ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam memperkuat kolaborasi dan mendorong hilirisasi rumput laut yang berdaya saing tinggi di tingkat nasional maupun global.