Kadisdik Makassar Dampingi Wamendikdasmen Tinjau SMPN 53

NusantaraInsight, Makassar — Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar Achi Soleman bersama dengan Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah,(Wamendikdasmen) Prof. Dr. Atip Latipulhayat, S.H., M.H., PhD , melakukan peninjauan langsung revitalisasi sarana dan prasarana di SMP Negeri 53 Makassar. (Rabu, 24/9/2025)

Revitalisasi ini merupakan langkah nyata dalam menghadirkan lingkungan belajar yang aman, nyaman, serta mendukung pengembangan potensi peserta didik.

Tidak hanya sebatas pembangunan fisik, program ini juga diarahkan untuk memperkuat kualitas pendidikan, meningkatkan semangat belajar siswa, serta memberikan ruang lebih luas bagi guru dalam menciptakan pembelajaran yang inovatif.

Kehadiran Wakil Menteri Dikdasmen bersama jajaran Dinas Pendidikan menjadi bukti komitmen pemerintah dalam terus menghadirkan pendidikan yang berkualitas, berkarakter, dan relevan dengan kebutuhan zaman.

Harapannya, SMP Negeri 53 Makassar dapat menjadi contoh sekolah sehat, modern, serta menjadi inspirasi bagi satuan pendidikan lainnya di Kota Makassar.

Mari bersama kita dukung langkah nyata menuju transformasi pendidikan demi generasi penerus bangsa yang unggul dan berdaya saing.

Sebelumnya, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke SMP Negeri 53 Makassar yang berlokasi di Jalan Samiun, Kecamatan Ujung Pandang, beberapa waktu lalu.

BACA JUGA:  Begini Perayaan Detik-detik Proklamasi di SMKN 2 Makassar

Dalam kunjungan tersebut, Munafri yang akrab disapa Appi langsung meninjau fasilitas sekolah dengan berjalan dari satu ruang kelas ke ruang lainnya.

Sambil menyapa para siswa dan guru, Appi menyemangati peserta didik agar terus giat belajar dan bercita-cita tinggi.

“Semoga semua jadi anak-anak yang sukses,” ucap Appi saat berdialog dengan para siswa.

Beberapa siswa menyampaikan cita-cita mereka, mulai dari ingin menjadi dokter hingga anggota TNI. Namun, di balik semangat siswa-siswi tersebut, Appi menunjukkan ketegasannya saat melihat kondisi fisik sekolah yang memprihatinkan.

Ia tampak kecewa saat menemukan saluran air (selokan) yang dialirkan ke bagian depan halaman sekolah serta plafon yang mengalami kerusakan.

“Ini sekolah penyangga, harusnya jadi alternatif yang layak bagi siswa-siswa yang tidak tertampung di sekolah favorit seperti SMP 2, 5, atau 6. Tapi kalau kondisinya seperti ini, siapa yang mau melirik?” tegasnya.