Penulis: Muhammad Edil
NusantaraInsight, Maros — Pada Malam Kamis, 27 Agustus 2025 Mahasiswa KKN UINAM Desa Labuaja menghadiri salah satu acara adat yang digelar rutin masyarakat di Dusun Pattiro, Desa Labuaja, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros.
Di mana kegiatan ini menjadi salah satu bentuk tanda rasa syukur masyarakat terhadap Tuhan yang maha Esa, karena berkat dan rahmatnya sehingga masyarakat bisa memanen hasil kebunnya dengan lancar.
Pada acara mappadendang ini, Zulfajar selaku salah satu anggota KKN UINAM 77 Desa Labuaja menyampaikan bahwasanya dengan menghadiri acara mappadendang ini menjadi pengalaman berkesan bagi para Mahasiswa KKN UINAM, yang notabenenya belum pernah sebelumnya menyaksikan secara langsung acara adat mappadendang dalam rangka merayakan panen masyarakat Desa Labuaja, yang rutin di laksakan setiap tahunnya di Dusun Pattiro.
Bila ditelusuri sejarahnya, mappadendang sendiri merupakan ritual masyarkat bugis dalam merayakan musim panen sejak masa lampau.
Pada umumnya Masyarakat melakukan mappadendang setelah momen panen raya atau ketika memasuki musim kemarau. Pada umumnya pelaksanaan mappadendang melibatkan enam perempuan dan tiga laki-laki berserta sejumlah perlengkapan upacara adat termasuk lesung dan alat tumbuk padi yang menjadi ciri khas dari acara mappadendang ini.
Mappadendang sendiri mempunyai nilai magis berupa pensucian gabah, di mana gabah masih terikat dengan batang dan terhubung dengan tanah. Nantinya akan menyatu dengan manusia. Oleh karena itu, perlu upaya untuk menyucikan gabah agar lebih berkah.
Saat ini mappadendang sendiri tidak hanya sebagai adat masyarakat Bugis setelah panen padi. Melainkan juga sering dijadikan pertunjukan bagi wisatawan.







br






