NusantaraInsight, Maros — Organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah salah satu tantangan yang tidak terlepas dari budidaya tanaman, terutama bagi masyarakat desa Sawaru Kecamatan Camba Kabupaten Maros.
Di mana masyarakat di desa tersebut mata pencahariannya sebagian besar berada pada bidang pertanian.
Serangan hama dan penyakit yang tidak teratasi dengan baik dari awal dapat mengakibatkan kegagalan panen yang akhirnya berdampak pada perekonomian masyarakat.
Permasalahan tersebut menjadikan, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar menghadirkan program sosialisasi mengenai “Optimalisasi Pemanfaatan Tanaman Lokal untuk Pembuatan Pestisida Nabati sebagai Alternatif Pengendalian Hama Ramah Lingkungan” di Desa Sawaru, Kecamatan Camba Kabupaten Maros pada Rabu, 30 Juli 2025.
Hal ini disampaikan Anbriyani Runtung melalui rilis kegiatannya kepada media ini, Sabtu (2/8/2025).
Di mana menurutnya program ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan petani terkait penggunaan pestisida nabati untuk mengurangi adanya serangan hama.
Selain itu, program juga dirancang untuk mengurangi ketergantungan petani dalam penggunaan pestisida kimia sehingga dapat menurunkan biaya produksi.
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan. Bahan dasar yang digunakan dalam program ini adalah adalah daun Lantama camara atau dikenal dengan tanaman Tembelekan.
Tanaman Lantana camara dikenal mengandung senyawa-senyawa dari golongan alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan asam amino non protein yang beracun bagi serangga.
Selain tanaman Lantana camara, alat dan bahan lain yang digunakan adalah air, sabun cuci, botol, blender, saringan, dan baskom. Penggunaan tanaman Lantana camara dipilih karena banyak ditemukan di pemukiman masyarakat sekitar.
Proses pembuatan pestisida nabati dimulai dengan menyiapkan 1 kilo daun Lantana camara, kemudian memblendernya dengan menambahkan 500 mL air. Setelah itu, larutan didiamkan selama 12 jam, larutan kemudian disaring hingga menjadi cairan.
Selanjutnya, tambahkan 2 sendok sabun cuci piring, dan larutan dipindahkan ke dalam botol semprotan untuk siap diterapkan pada tanaman.
Sosialisasi pembuatan pestisida nabati ini juga mengajarkan masyarakat mengenai teknik penyemprotan pestisida yang benar dengan menerapkan penggunaan alat pelindung diri (APD), meskipun telah ada inovasi penggunaan pestisida nabati, namun kerugian yang telah melewati ambang batas ekonomi penggunaan pestisida kimia sudah menjadi pilihan yang harus dilakukan.