Mahasiswa KKNT Gelar Proker Biokonversi Limbah Biomassa Menjadi Briket

NusantaraInsight, Sinjai — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin menghadirkan inovasi ramah lingkungan di Desa Palangka, Kecamatan Sinjai Selatan.

Melalui program kerja bertajuk Biokonversi Limbah Biomassa Menjadi Briket Ramah Lingkungan untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa Palangka.

Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Desa Palangka pada Rabu, (30/7/2025) yang melibatkan partisipasi aktif dari warga desa, termasuk ibu rumah tangga, pemuda, dan perangkat desa.

Inisiatif ini merupakan wujud nyata dari komitmen mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan masyarakat, sekaligus berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan.

Nurul Khairiyah mahasiswa dari Program Studi Biologi, yang juga merupakan pemandu kegiatan ini, kepada NusantaraInsight, Jumat (1/8/2025).

Menurutnya, ini bertujuan untuk memperkenalkan pemanfaatan limbah pertanian berupa sekam padi sebagai bahan baku pembuatan briket.

Briket ini tidak hanya dapat digunakan sebagai energi alternatif yang lebih bersih dan ramah lingkungan, tetapi juga berpotensi menjadi sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat setempat.

“Limbah pertanian seperti sekam padi sering dianggap tidak berguna, padahal jika dikelola dengan baik, dapat diubah menjadi produk bernilai ekonomis dan bermanfaat bagi lingkungan,” ujar Ria, sapaan akrabnya, saat membuka sesi pelatihan.

BACA JUGA:  Ini Suasana Gerakan Makassar Membaca Buku Serentak di SD Inpres Banta-Bantaeng 1

Ia menekankan pentingnya mengubah paradigma masyarakat terhadap limbah, dari sesuatu yang dibuang menjadi sumber daya yang dapat diberdayakan.

Kegiatan dimulai dengan sesi sosialisasi yang menjelaskan tujuan, manfaat, serta peluang usaha briket sekam padi. Setelah itu, dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan briket.

Peserta diajak mempelajari tahapan produksi secara sederhana, mulai dari proses pengayakan sekam untuk memastikan kualitas briket, pencampuran bahan perekat alami seperti tepung tapioka yang aman dan mudah didapat, pencetakan dengan alat sederhana, hingga pengeringan yang optimal untuk menghasilkan briket yang padat dan tahan lama.

Antusiasme masyarakat terlihat jelas selama kegiatan berlangsung. Salah satu peserta mengungkapkan bahwa pelatihan ini memberikan pengetahuan baru yang sangat berharga mengenai cara memanfaatkan limbah menjadi produk yang bermanfaat.

“Selama ini sekam cuma dibakar atau dibuang, sekarang ternyata bisa dimanfaatkan jadi briket,” tuturnya.

Melalui program ini, mahasiswa KKN Unhas berharap dapat menumbuhkan kesadaran lingkungan yang lebih tinggi di kalangan masyarakat, membangun jiwa kewirausahaan yang inovatif, dan menambah penghasilan keluarga yang berkelanjutan di Desa Palangka.