Mahasiswa KKN 114 Unhas Dorong Ketahanan Pangan Mandiri melalui Budidaya Kangkung dan Bayam di Lahan Sempit

NusantaraInsight, Bulukumba — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Gelombang 114 Universitas Hasanuddin kembali menghadirkan inovasi sederhana namun berdampak besar bagi masyarakat di Desa Garuntungan Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, Kamis (31/7/2025)

Melalui program kerja bertajuk *“Ketahanan Pangan Mandiri, Murah, dan Praktis di Lahan Sempit”*, para mahasiswa memperkenalkan budidaya kangkung dan bayam sebagai solusi cerdas menghadapi tantangan pangan, terutama di lingkungan dengan keterbatasan lahan.

Kegiatan ini dilaksanakan secara langsung bersama warga di pekarangan rumah dan lahan kecil yang sebelumnya belum termanfaatkan secara optimal. Dengan menggunakan metode tanam sederhana seperti polybag, wadah bekas, dan rak vertikal, masyarakat diajak untuk membudidayakan sayuran hijau yang bergizi tinggi namun mudah tumbuh, yakni kangkung dan bayam.

“Kami ingin menunjukkan bahwa keterbatasan lahan bukan halangan untuk mandiri secara pangan. Kangkung dan bayam bisa tumbuh cepat, perawatannya mudah, dan sangat bernutrisi. Cocok sekali untuk kebutuhan harian keluarga,” ujar Nur Annisa salah satu anggota tim KKN 114, saat mendampingi warga melakukan penanaman perdana.

BACA JUGA:  JELITA: Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi

Program ini juga dilengkapi dengan edukasi mengenai pentingnya konsumsi sayuran segar dan lokal sebagai upaya pencegahan stunting serta peningkatan gizi keluarga. Tak hanya itu, warga juga diajarkan bagaimana mengelola hasil panen secara berkelanjutan, baik untuk konsumsi pribadi maupun potensi ekonomi rumah tangga.

Antusiasme warga pun terlihat dari partisipasi aktif mereka dalam setiap sesi pelatihan dan penanaman. Salah satu warga, Ibu Arianhi, mengaku sangat terbantu dengan program ini. “Biasanya kami beli sayur di pasar, tapi sekarang bisa tanam sendiri. Anak-anak juga jadi suka lihat prosesnya. Lebih hemat dan sehat,” tuturnya.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN berharap terciptanya kesadaran dan kebiasaan baru di tengah masyarakat untuk memanfaatkan ruang yang tersedia demi menciptakan sumber pangan mandiri, murah, dan berkelanjutan.

Program kerja ini menjadi bukti nyata bahwa solusi atas permasalahan ketahanan pangan tidak selalu harus rumit dan mahal. Dengan kreativitas, pendekatan edukatif, serta semangat kolaboratif, lahan sempit pun bisa jadi harapan besar bagi masa depan pangan yang lebih mandiri.