Dalam kenangan Wina Armada Sukardi : “TERUSLAH BERKARYA JANGAN LUPA BERTAQWA, PAK ANDI ..”

(Oleh : Andi Pasamangi Wawo -Ketua Dewan Penasehat PWI Sulsel)

NusantaraInsight, Jakarta — Ini hari ke tujuh kepergian seorang Wartawan senior, Tokoh Pers H.WINA ARMADA BIN SUKARDI (65) yang ketika Sarjana Hukum dia lebih memilih menjadi Ahli Pers dari pada Pengacara.

Almarhum lahir 17 Oktober 1959, mantan Sekjen PWI di era Ketum alm Tarman Azzam dan Anggota Dewan Pers, saat ini dipercaya sebagai anggota SC kongres PWI yang akan digelar Agustus depan. Meninggal Kamis, 3 Juli 2025 pukul 15.59 WIB di Heartology Cardioscular Hospital di makamkan di Tanah Kusir, Jakarta.

Dia luwes low profile dan cepat akrab dengan siapapun. Tak kikir sedekah ilmu dan wawasannya tentang dunia pers. Dia selalu berbagi ilmu lewat diskusi dan sebagai narasumber.

Terus terang saya membuat catatan ini dengan perasaan tertatih. Setelah tak sengaja membaca Whatshapnya yang masih tersimpan beberapa waktu lalu di HP saya.

Saya kebetulan mencari nama teman, Winarni di WA. Namun baru empat huruf tertindis, muncul nama WINA. Profilnya, pakai syal di leher. Wajah ini menyeruak mengenang acapkali berjumpa tiap ‘kenduri’ Wartawan, khususnya, para Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)

BACA JUGA:  IDULFITRI DAN PENGEMBANGAN DIRI.

Ceritanya, pernah saya terinspirasi hingga spontan ‘lahir’kan goresan entah apa itu sebuah karya sastra berupa Puisi atau apa namanya, usai membaca ‘Sketsa’ berseri almarhum Bung WINA (panggilan akrabnya), di ‘WAG Warga PWI’

Tulisannya mengingatkan pembaca, tentang kehidupan ini hanyalah sebuah perjalanan.

Goresan saya mengalir seperti ini :

BISIK MENEMBUS LANGIT

Malam temaram dalam suntuk
Duduk terantuk diantara kantuk
Hamba sujud menyentuh tanah
Tempat menyatu dalam Resah

Hembusan angin sepoi membelai
Meniup daun terayun gemulai
Menyapa sukma lewat semilir
Bagai irama berbisik dzikir

Mengalir air leher tersentuh
Basah tubuh wajah terbasuh
Padamkan api berkobarkobar
Emosi mencair menyulut kabar

Engkau tanah tempat berpijak
Engkau angin tempat berbisik
Engkau air tempat merajuk
Engkau api tempat berisik

Kupinta satulah dalam tubuhku
Kuminta saksilah dalam jiwaku
Di dalam penyerahan diriku
Kelak menyertai ke Khaliqku.

Kuyakin berbisik ke tanahMU
Swara kan menembus langitMU
Sembah dan sujudku untukMU
Ampuni dosa terhina hambaMU.

* Manggala 7 Ramadhan 1444H.

* * *

Usai menulis, saya WA ke Bung Wina. Kalimatnya begini :

BACA JUGA:  Hutan Memprihatinkan, Provinsi NTB Baru “Bangun Tidur”

Assalamualaikum Pak Wina,

Saya terinspirasi baca sketsanya. Hasilnya, goresan spontanitas ini ‘mengalir’.

Terimakasih, Pak Wina membuat saya, jauh tersadar bahwa kehidupan ini hanyalah sebuah perjalanan.
Yang pasti kita semua kan kembali padaNYA.