Monev KKN Tematik Gelombang 113 Unhas

NusantaraInsight, Jeneponto — Kegiatan KKN Gelombang 113 mahasiswa Universitas Hasanuddin di Desa Par’asangang Beru Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto mendapatkan sambutan hangat dari warga setempat.

Dengan fokus pada pelestarian lingkungan, mahasiswa mengadakan program seperti pembuatan tempat sampah sederhana, pelatihan dan sosialisasi penegelolaan limbah sekolah, Pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik cair (POC) Pembuatan Sabun dari Buah Pepaya, Pengadaan Informasi UMKM berbasis Pariwisata Lokal, Pembuatan Lilin dari Minyak Bekas, dan Bersama Masyarakat Desa Pa’rasangang Beru Melaksanakan Aksi Bersih secara berkala.

Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem desa. Melalui kerja sama yang baik antara mahasiswa dan warga, diharapkan Desa Mekarsari menjadi percontohan desa ramah lingkungan yang berkelanjutan, ujar Ardana Mursyid peserta KKN dari prodi Hubungan Internasional ini yang bertindak selaku koordinator desa Pa’rasang Beru.

Menurut Gloria Lestari Pairubnan, Pemanfaatan limbah sekolah sangat penting untuk mendukung keberlanjutan lingkungan, mengurangi dampak pencemaran, dan menciptakan lingkungan belajar yang bersih. Limbah seperti kertas, plastik, dan sisa makanan dapat diolah kembali menjadi barang bermanfaat, seperti kompos untuk tanaman, kerajinan tangan, atau bahan daur ulang.

BACA JUGA:  Guru Besar UNM, Prof. Dr. Sukardi Weda, Pendaftar Kelima Calon Rektor Unhas 2026–2030

Dengan mengelola limbah secara bijak, sekolah juga dapat mengedukasi peserta didik tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mengadopsi gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, inisiatif ini dapat mengurangi biaya pengelolaan sampah sekaligus memberi nilai eduaksi kepada sekolah yang ada di desa ini.

Senada dengan rekannya, Elsye Maripadang memaparkan bahwa tujuan dari pemanfaatan limbah organik rumah tangga di Desa Pa’rasangang Beru adalah untuk mengurangi volume sampah yang terbuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), sekaligus mengolahnya menjadi produk yang bermanfaat seperti kompos, pupuk cair, atau bahan bakar biogas.

Dengan demikian, pengelolaan limbah organik dapat membantu menjaga kelestarian lingkungan, mengurangi emisi gas rumah kaca, serta memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat. Langkah ini juga mendukung gaya hidup ramah lingkungan dan menciptakan kesadaran akan pentingnya daur ulang serta pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Ditambahkan Muhammad Walikram, mahasisswa prodi Teknik Sipil, bahwa Tujuan utama pembuatan lilin dari minyak bekas adalah untuk memanfaatkan limbah minyak yang tidak terpakai, mengurangi pencemaran lingkungan, dan menciptakan produk yang ramah lingkungan. Dengan mengolah minyak bekas menjadi lilin, limbah cair yang berpotensi merusak ekosistem dapat didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat, seperti lilin penerangan atau aromaterapi. Proses ini juga mendorong praktik keberlanjutan, mengurangi ketergantungan pada bahan baku baru, dan memberikan nilai tambah ekonomi dari limbah rumah tangga