PAK BADARUDDIN AMIR TELAH PERGI MENGHADAP

By Rahman Rumaday

“Setiap jiwa pasti akan merasakan mati. (QS. Ali Imran: 185)
“Di mana pun kamu berada, kematian akan mendapatkanmu, bahkan jika kamu berada dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. (QS. An Nisa’: 78)

NusantaraInsight, Makassar — Ayat-ayat menggugah hati ketika saya mengenang pertemuan saya dengan Bapak Badaruddin Amir, penyair, Sastrawan, penulis buku, yang lahir di Barru, Sulawesi Selatan, pada 4 Mei 1962.

Saya belum mengenal dekat dengan pak Badar, Saya hanya bertemu langsung dengannya sekali dalam forum diskusi buku yang diadakan oleh Forum Sastra Indonesia Timur (FOSAIT). Itu mungkin menjadi jabat tangan pertama dan terakhir kami. Selebihnya, saya biasa menikmati tulisan-tulisannya melalui grup WhatsApp FOSAIT, mungkin karena jarak tempat tinggal kami yang berbeda. Dia di Kabupaten Barru, sedangkan saya di Makassar.

Hanya tiga kali saya berkomunikasi langsung dengannya melalui chat WhatsApp. Pertama, pada 23 Juli 2024, saya chat dia mengajaknya berpartisipasi dalam menulis buku yang saya inisiasi, yaitu buku “Jika Saya Menjadi Wali Kota Makassar”. Kemudian, pada 24 Juli 2024, dia pun mengirimkan puisi terkait tema yang saya minta. Berikut tulisan pak Badar

BACA JUGA:  Segera !!! Workshop Teaterikalisasi Sanja Mangkasara

“JIKA SAYA MENJADI WALI KOTA MAKASSAR
Oleh : Badaruddin Amir

Jika aku jadi walikota makassarmaka makassar akan jadi kota permata
segala potensi dan keunikan kota
akan kutata dengan cinta
hingga kota benar-benar menjelma
jadi kota cinta

pendidikan gratis akan kucanangkan lagi
biar anak-anak ngamen di persimpangan semua bisa sekolah lagi
fondasi utama kota haruslah
pendidikan gratis yang nyata
agar semua warga tak bertanya-tanya
akan masa depan anak-anaknya

akses pendidikan harus setara
bagi semua anak
tanpa pandang status sosial orang tuanya
beasiswa dan guru
harus menjadi perhatian selanjutnya
fasilitas pendidikan harus memadai
di setiap sudut kota tercinta
pendidikan harus berbasis teknologi
untuk menyiapkan generasi hadapi dunia

jika aku jadi walikota makassar
infrastruktur modern harus lestari
jalan dan jembatan harus dibangun rapi

transportasi umum harus ramah bumi
agar hiruk pikuk kota jadi harmoni

pengelolaan sampah terintegrasi
sampah rumah tangga hingga sampah kota
harus didaur ulang secara modern
hingga sampah pun jadi energi
yang bermanfaat

BACA JUGA:  IBU

ekonomi kreatif dan digitalisasi,
menjadi potensi Makassar terus bersinar
program pelatihan dan inkubasi
ciptakan ekosistem inovasi.

jika aku jadi walikota makassar
pelayanan publik berbasis teknologi
e-government untuk semua warga
dokumen pajak hingga aduan maling
semua bisa diakses dengan mudah
dan begitu cepatnya