Ini, dari Lakon ke Lakon (2): (Perjalanan R. Eko Wahono Bersama Teater Lho Indonesia)

Kelima, Peran Teater Sebagai Pendidikan Publik: Karya-karya ini tak sekadar menghibur; mereka mendidik—membuka ruang refleksi, meningkatkan kesadaran ekologis, memprovokasi debat kebijakan, dan mendalami kepekaan kemanusiaan.

Lakon V–VIII menegaskan bahwa Teater Lho Indonesia tidak pernah melepas tanggung jawabnya sebagai komunitas artistik yang kritis dan reflektif. Dari hutan yang terbakar sampai gelombang kebijakan budaya, dari arsitektur kata yang menindas sampai ritual banalitas rumah tangga, karya-karya ini menunjukkan bagaimana teater lokal dapat menjadi medium yang tajam, lembut, dan berpengaruh.

Eko Wahono sebagai sutradara telah memetakan jalan—sebuah jalan yang menggabungkan kepekaan lokal, kesadaran moral, dan penguasaan bahasa panggung. Lebih dari itu, Teater Lho membuktikan bahwa seni daerah mampu memainkan peran lebih besar: menghidupkan kembali ruang diskursus, membongkar struktur, dan menuntun komunitas untuk berpikir sehingga tidak sekadar bertindak.

Sejauh ini, dari lakon ke lakon, perjalanan terus berlanjut. Panggung mereka tetap menjadi lahan pencarian: mencari bentuk, teman, dan makna — demi sebuah kehidupan yang sedikit lebih adil dan peka.

BACA JUGA:  Aku Panggil Dikau Ustadz

 

#Akuair-Ampenan, 22-10-2025

 

br