NusantaraInsight, Makassar — Wali Kota Makassar diwakili Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Ir.Andi Bukti Djufrie meminta masyarakat Maluku di Makasar yang tergabung dalam Kerukunan Warga Islam Maluku, atau KWIM Sulawesi Selatan mendukung program Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar.
Harapan mantan Camat Ujung Pandang dan Camat Panakkukang itu di sela-sela peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, Senin, 16 September 2024, sore tadi.
Maulid Nabi yang berlangsung di Gedung PSBB MAN 2 Model, Jalan Sultan Alauddin (depan pompa bensin) itu dihadiri ratusan warga muslim Maluku.
Hadir pula mantan Ketua KWIM, Prof. Sadli Abdul Djabar, M.P.A, sesepuh KWIM di antaranya Ustaz Machyuddin Latuconsina, Dra.Hj. Djahra Putuhela/ Latuconsina, ibu ibu Majelis Taklim Raudatul Jannah KWIM. Hadir pula sejumlah warga muslim Maluku dari Kota Parepare. Bertindak sebagai pembawa hikmah Maulid adalah, Drs.KH.Nasir AR.
Andi Bukti Djufrie mengakui, secara umm, masyarakat muslim Maluku dimanapun berada, utamaya di Makassar, bukan saja taat, melainkan memiliki tolerasi, kekerabatan, sekaligus punya komitmen demikian kuat.
Karena itu, dirinya meyakini benar, masyarakat Muslim Maluku di Ibukota Sulawesi Selatan ini mampu dan bisa bekerjasama mendukung program program Pemerintah Kota Makassar.
Sederet program Pemkot Makassar, demikian mantan Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Makassar ini, di antaranya Jagai Anak’ta.
“Kami meyakini betul, masyarakat Maluku, khususnya yang tergabung dalam Kerukunan Warga Islam Maluku dapat mendukung program Walikota Makassar, Bapak Danny Pomanto ini,” ujarnya.
Program Jagai Anakta’ jelas birokrat senior (diangkat sebaai PNS tahun 1999) ini, selain merupakan upaya deteksi dini masalah sosial yang kerap melibatkan anak-anak, baik sebagai pelaku maupun korban kekerasan, juga memiliki tantangan tersendiri dalam penerapannya.
“Untuk itu, program Jagai Anak’ta ini, yaitu bagaimana sejak dini kita menanamkan dasar, atau pertahanan resiliensi kepada akhlak dan pikiran anak-anak kita itu jauh lebih penting daripada menjadi pengawas 24 jam.
Sebab, orang tualah melahirkan anak anak, menanamkan akhlak, agama, ilmu, cara berpikir, silaturahmi, perbedaan berpikir,” tambahnya.
Selain Jagai Anak’ta, pria kelahiran Maros, 30 Maret 1969 ini juga mengurai program Pemkot Makassar lainnya.
Yaitu, menjadikan Makassar sebagai kota harmonis, bermoral, dan sersatu berlandaskan nilai nilai keagamaan. Program ini dinamai Perkuatan Keimanan Ummat. Salah satunya melalui Pengajian Lorong dan Tahfizh Harian.