Perayaan HDI nanti akan melibatkan seluruh kelompok disabilitas di Kota Makassar, mencakup empat kategori, disabilitas fisik, netra, tunarungu, dan intelektual, tunawicara.
Rangkaian kegiatan meliputi deklarasi, pentas seni, pasar murah, serta pameran UMKM dari teman-teman disabilitas.
Pameran tersebut menampilkan berbagai hasil kreativitas, mulai dari batik cifur, tas handmade, kain perca, hingga produk daur ulang seperti tas berbahan kresek.
Ikra berharap kehadiran Wali Kota Makassar bukan hanya sebagai bentuk dukungan, tetapi juga mampu membuka ruang lebih luas dalam mengubah stigma masyarakat terhadap penyandang disabilitas.
Dia menegaskan, perubahan stigma dan pemahaman publik adalah bagian penting mewujudkan kota yang inklusif, selaras dengan visi pemerintahan Wali Kota Munafri Arifuddin.
“Kehadiran Wali (pak Munafri) di HDI nanti, kami harapkan mampu memberi pemikiran yang mengubah stigma masyarakat bahwa disabilitas adalah kesetaraan,” ungkapnya.
“Tidak ada perbedaan antara warga non-disabilitas dan disabilitas. Teman-teman yang memakai kursi roda maupun warga yang dapat berjalan normal, semuanya setara,” lanjutnya.
Diketahui, Yayasan Satu Nama bersama YASMI Sulawesi selama ini terus mendampingi komunitas disabilitas di Kota Makassar secara berkelanjutan.
Mereka berkomitmen memastikan suara dan kebutuhan kelompok rentan ini masuk dalam pembangunan kota, menuju Makassar yang lebih adil, ramah, dan setara bagi semua warga.
Menanggapi aspirasi tersebut, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyampaikan apresiasi atas inisiatif komunitas disabilitas yang terus mendorong Makassar menjadi kota ramah dan setara.
Munafri menegaskan Pemkot Makassar bertekad kuat membangun kota yang memberikan ruang adil bagi seluruh warga, termasuk penyandang disabilitas.
“Kota inklusif bukan hanya slogan, tetapi prinsip pembangunan yang harus diwujudkan. Pemkot Makassar berkomitmen memberi ruang, akses, dan kesempatan yang sama bagi semua,” ujar Munafri.
Ia juga menyambut baik usulan agenda dan deklarasi Kota Inklusi pada perayaan HDI 2025.
Menurutnya, peran komunitas disabilitas sangat penting karena merekalah yang paling memahami kebutuhan dan hambatan di lapangan.
“Kami memastikan Pemkot Makassar terbuka untuk kolaborasi, termasuk dalam pembahasan revisi Perda Disabilitas bersama DPRD,” tukasnya.














