NusantaraInsight, Makassar — Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Tamalate Saddam Musma, S.STP.,M.Si membacakan satu bait ikrar Angngaru'” pada Launching Kampus Lorong di Pusat Pengembangan dan Pelatihan Komunitas Anak Pelangi (K-Apel) Lorong Daeng Jakking Kelurahan Parangtambung, Minggu (3/11/2024).
Saddam demikian akrab disapa, membacakan bait ikrar Angngaru’ saat memberikan sambutan dihadapan para dosen yang tergabung dalam komunitas Aruna Ikatuo dan para mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas).
“Ikau jarung karaeng (engkau ibarat jarum karaeng) Naikambe bannang panjai (aku ibarat benang jahit) Ta’leko jarung (menembuslah jarum) Namminawang bannang panjai (aku akan ikut bekas jejakmu) ini artinya bahwa kami sebagai pelayan masyarakat, mengikuti kehendak masyarakat, apabila itu kegiatan positif,” ungkapnya.
Saddam juga menyinggung tentang pernyataan mantan Presiden Amerika Serikat John F Kennedy yang sangat populer.
“Saya juga mengutip pernyataan Presiden Amerika John F Kennedy, yang menyatakan “Jangan tanyakan apa yang negara ini berikan kepadamu tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan kepada negaramu”. Saya rasa kita sebagai warga negara, harus berbuat untuk negara kita. Saya pikir hal seperti ini lah yang telah dikerjakan di lorong Daeng Jakking ini, dengan berbagai kegiatannya,” tutur Mantan Lurah Maccini Sombala yang meraih penghargaan tingkat nasional ini.
Ia bahkan menyinggung sebuah hadist di awal sambutannya yang berbunyi Khoirunnas anfauhum linnas yang artinya, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
“Ini menandakan kita harus memberikan manfaat bagi orang lain, sebagaimana yang dinukilkan oleh hadits yang saya bacakan tadi,” kata Saddam.
Bukan itu saja, tutur Saddam, ia mewakili pemerintah Kecamatan Tamalate yang merupakan perpanjangan tangan dari Pemerintah Kota Makassar menerapkan dinamic government dengan konsep 3S yaitu sipakatau, sipakalabbi dan sipakainga.
“Dengan konsep Sipakatau, Sipakalabbi dan Sipakainga ini yang merupakan nilai-nilai budaya suku Bugis Makassar yang merupakan kearifan lokal dan filsafat yang dianut dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga nilai budaya ini memiliki arti saling menghormati, saling mengingatkan, dan saling menghargai.
Dimana konsep Sipakatau, kita saling menghargai, memahami secara manusiawi, dan memanusiakan orang.
Sipakalebbi, kita saling menjaga kebersahajaan, keanggunan, dan wibawa dan Sipakainge atau saling mengingatkan.
“Saya rasa nilai budaya yang membentuk kepribadian dan pendidikan karakter. Nilai-nilai budaya ini memiliki pengaruh positif terhadap pembentukan kepribadian individu dan dapat dijadikan upaya pencegahan sikap intoleransi,” ulas Saddam.